Selasa, 13 Desember 2011

Dampak yang ditimbulkan Oleh Inflasi


Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Inflasi

Inflasi tidak selalu berdampak buruk bagi perekonomian. Inflasi yang terkendali justru dapat meningkatkan kegiatan perekonomian. Berikut ini adalah akibat-akibat yang ditimbulkan Inflasi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.
a. Dampak Inflasi terhadap Pendapatan
Inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Pada beberapa kondisi (kondisi infasi lunak), inflasi dapat mendorong parkembangen ekonomi. Inflasi dapat mendorong para pengusaha memperluas produksinya. Dengan demikian, akan tumbuh kesempatan kerja baru sekaligus bertambahnya pendapatan seseorang. Namun, bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap Inflasi akan menyebabkm mereka rugi karena penghasilan yang tetap itu jika ditukarkan dengan barang dan jasa akan semakin sedikit. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut! Sebelum infiasi, orang yang menerima penghasilan Rp 100.000 dapat membeli 100 kg beras seharga Rp 1000,00 per kg. Karna inflasi, maka harga beras yang semula naik, menjadi Rp 1.250,00 per kg. Oleh karena nilai beli uang Rp 100.000,00 jika ditukarkan dengan beras kini hanya menjadi 80 kg. Dari ilustrasi tersebut, diketahui ada penurunan nilai tukar sebesar 20 kg (100 kg — 80 kg). Sebaliknya, orang yang berutang akan beruntung. Anggaplah seorang petani mempunyai utang Rp100.000,00. Sebelum Inflasi, petani itu harus menjual beras 100 kg untuk membayar utangnya. Tetapi setelah inflasi harga beras menjadi Rp 1.250,00 per kg, sehingga petani tersebut cukup menjual 80 kg untuk membayar utangnnya sebesar Rp 100.000,00.
2. Dampak Inflasi terhadap Ekspor
Pada keadaan Inflasi, daya saing untuk barang ekspor berkurang. Berkurangnya daya saing terjadi karena harga barang ekspor makin mahal. Masi dapat menyulitkan para eksportir dan negara. Negara mengalami kerugian karena daya saing barang ekspor berkurang, yang mengakibatkan jumlah penjualan berkurang. Devisa yang diperoleh juga semakin kecil.
3.Dampak Inflasi terhadap Minat Orang untuk Menabung
Pada masa inflasi, pendapatan rill para penabung berkurang karena jumlah bunga yang diterima pada kenyataannya berkurang karena laju Inflasi. Misalnya, bulan Januari tahun 2006 seseorang menyetor uangnya ke bank dalam bentuk deposit dalam satu tahun. Deposito tersebut menghasilkan bunga sebesar, misalnya, 15% per tahun. Apabila tingkat Inflasi sepanjang Januari 0006 — Januari 2007 cukup tinggi, katakanlah 11%, maka pendapatan dari uang yang didepositokan tinggal 4%. Minat orang untuk membung akan berkurang

Pengertian Mekanisme dan Harga Pasar


Pengertian Mekanisme Dan Harga Pasar
Pengertian permintaan dan penawaran termasuk perangkat analisis yang dikembangkan oleh para ahli ekonomi untuk lebih dapat memahami proses ekonomi yang tetjadi di dalam masyarakat. Dalam bagian ini akan dibicarakan pengertian permintaan (Demand), penawaran (Supply), dan interaksi antara keduanya yang bersama-sama membentuk harga (Price) di pasar (Market).
Yang ditekankan adalah bagaimana hubungan antara jumlah barang yang man dibeli atau dijual, dan harga barang itu, apa yang menyebabkan perubahan harga, dan bagaimana reaksi pembeli dan penjual bila ada perubahan harga. Dengan bantuan pengertian ini, diharapkan Anda dapat lebih memahami bagaimana cara keerja sistem harga dan pasar dalam memecahkan masalah pokokekonomi
— Pembeli dan harga pasar: Permintaan
— Penjual den harga barang: Penawaran
— Harga keseimbangan: head interaksi permintaan den penawaran di pasar
Apa,bagaiman,dan untuk siapa. Lagipula mengapa pemerintah dalam beberapa hal perlu campur tangan untuk memodifikasi sistem pasar bebas demi kepentingan masyarakat.
Pembeli dan harga barang: permintaan
Untuk hidup layak dalam masyarakat, orang membutuhkan aneka ragam barang dan jasa. Yang tidak dapat diusahakan sendiri atau di produksi, terpaksa harus dibeli. Dibeli berarti orang harus membayar harganya. Berapa jumlah dari suatu barang tertentu yang dibeli oleh masyarakat tergantung dari berbagai faktor:
Berapa jumlah pembelinya;
Berapa banyak uang yang mereka miliki untuk dibelanjakan;
Berapa mahal harga barang;
Berapa harga barang – barang lain;
Termasuk kebutuhan pokokkah barang itu juga mode dan selera konsumen. Gengsinya dalam masyarakat, dan masih banyak lainnya lagi. Karena tidak mungkin semua faktor yang ikut berpengaruh dibahas sekaligus, dalam pasal ini kite fokuskan perhatian pada hubungan antara jumlah suatu barang/jasa yang mau dibeli (Quantity demanded) dan harga (Price) barang itu. Faktor-faktor lain yang mungkin ikut mempengaruhi jumlah yang mau dibeli itu untuk sementara dikesampingkan dulu dengan anggapan “ceteris paribus”.

Tugas Sofskill Minggu Ke 1


Tugas Pengantar Bisnis

Kelompok:
1.      Yunico Arie Pratama              (29211309)

Minggu ke 1

  1. JELASKAN APA YG DI MAKSUD BISNIS MENURUT ANDA DAN KENAPA BISA DEMIKIAN !
  2. CERITAKAN SEJAK KAPAN BISNIS ITU MUNCUL
  3. BERIKAN ALASAN MENGAPA ORANG BELAJAR BISNIS DAN JELASKAN MASING2 ALASAN
  4. APA YG DIMAKSUD FAKTOR PRODUKSI , SIAPA YG MEMPERGUNAKAN COBA JELASKAN
  5. SEBUTKAN APA SAJA FAKTOR LINGKUNGAN INTERNAL DAN BERIKAN ALASAN MENGAPA FAKTOR INTERNAL  LANGSUNG MEMPENGARUHI KEGIATAN SUATU PERUSAHAAN  

Jawaban


1.             Pengertian bisnis
             Bisnis adalah sebuah usaha yang dilakukan 1 orang ataulebihindividuataukelompokdenganmenawarkanbarangdanjasa untuk mendapatkankeuntungan/laba dan harus siap untung dan rugi.

2.             Sejarah Bisnis
        sejak zaman dahulu bahkan sejak nenek moyang kita teori bisnis sudah ada,pada zaman dahulu bisnis dilakukan dengan cara barter atau tukar menukar barang tetapi setelah adanya uang barter lama kelamaan ditinggalkan.

3.             Alasan mengapa orang belajar bisnis

v  saling ketergantungan
-Alasan :         
Pada umumnya manusia adalah makhluk yang      bergantung dengan manusia yang lain,jadi bisnis dibutuhkan manusia.

v Mempertahankan hidup
-Alasan :
Setiap manusia memunyai cara tersendiri untuk memempertahankan hidup,salah satunya dengan cara berwirausaha sehingga kehidupannya menjadi layak.

v Adanya perubahan pola hidup
-Alasan :
Setiap manusia yang bekerja keras pasti akan menyebabkan berubahnya pola hidup mereka ke taraf yang lebih baik. Semakin tinggi pendapatan yang mereka keluarkan semakin tinggi pula pengeluarannya


v Kemajuan tekhnologi
-Alasan :
Faktor ini adalah salah satu faktor yang terpenting yang sangat berpengaruh dengan berjalannya bisnis. Semakin maju tekhnologi yang mereka miliki akan memudahkan mereka dalam menjalankan bisnis yang mereka jalani.


v Hubungan internasional
-         Alasan
Ada Hubungan internasional sangat dibutuhkan dalam berbisnis karena adanya hubunganinternasional dengan negara lain akan membuat bisnis yang kita jalani cepat berkembang dan semakin maju.

4.             Faktor Produksi
faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksijual beli dalam suatu bisnis.
Yg mempergunakan faktor produsi adalah seseorang yang melakukan kegiatan berbisnis atau usaha (bisnisman).

5.             Faktor Internal
·        Karyawan
Dengan memiliki sumber daya manusia atau sdm yang baik akan sangat membantu dunia bisnis untuk maju.

·        Pemegang Saham dan Dewan Direksi
Pemegang saham dan dewan direksi adalah dua bagian penting yang mengatur kegiatan atau jalannya roda perusahaan publik di mana para pemegang saham memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi suatu perusahaan dengan hak suara yang dimilikinya sesuai dengan persentase saham yang dimiliki.


Islam dan Pembangunan Ekonomi


Islam dan Pembangunan Ekonomi
Sejak Perang Dunia II usai, kata yang paling banyak dibicarakan orang adalah “pembangunan”. Pembangunan adalah berkah perdamaian dan kemerdekaan yang dicapai oleh banyak negara selepas dari kekuasaan kolonial. Pembangunan juga merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk memperbaiki kehidupan. Usaha itu mencakup hampir seluruh faset kehidupan manusia, seperti ekonomi, politik, mental-spiritual, seni, dan budaya. Kadang-kadang, pembangunan ekonomi juga dijadikan dasar pembenaran atas langkah-langkah tertentu, seperti penggusuran, dan stabilitas dengan justifikasi dari pembangunan yang sering kali disokong pembenarannya, baik oleh agama, budaya, maupun komitmen kemasyarakatan.
Kita tahu sejak 25 tahun yang lalu, Indonesia melaksanakan pembangunan ekonomi dengan titik berat pada bidang perekonomian. Hasil-hasilnya pun sudah banyak dan dapat dirasakan oleh semua orang. Keberhasilan Indonesia membangun adalah keberhasilan rakyat Indonesia, termasuk umat Islam, yang merupakan bagian terbesar rakyat Indonesia. Untuk itu, kita bersyukur. Namun, keberhasilan itu masih sangat terbatas dibandingkan dengan yang telah dicapai negara-negara lain, apalagi bila dibandingkan dengan keinginan dan cita-cita bangsa. Tantangan masih sangat banyak dan berat.
Umat Islam, sebagai bagian terbesar dari bangsa kita, ditantang menggegaskan tugas suci menyejahterakan diri dan bangsanya. Dan, ini tidak boleh gagal. Kegagalan Indonesia membangun tidak bisa lain adalah kegagalan umat Islam. Umat Islam-lah yang seharusnya paling bertanggung jawab atas berhasil-tidaknya pembangunan ekonom karena umat Islam jualah yang seharusnya paling berkepentingan dengan kemajuan bangsa, negara, dan tanah airnya. “Cinta tanah air adalah sebagian dari iman,” kata mubalig. Satu-satunya cara agar kita berhasil mengubah citra melalui peningkatan kesejahteraan ekonomi umat adalah dengan bekerja, yaitu bekerja dalam suatu sistem dan mekanisme yang unggul serta teruji untuk mencapai tingkat produktivitas yang optimal dan efisiensi yang tinggi.
Patut disayangkan, sampai sekarang berdasarkan pengamatan penulis, secara nasional perekonomian Indonesia adalah yang paling tidak efisien dibandingkan dengan semua negara ASEAN, kecuali Filipina. Apalagi bila dibandingkan dengan negara-negara newly industrializing countries (NICs).” Hal itu berarti hasil-hasil ekonomi pembangunan yang selama ini dicapai dapat lebih baik lagi bila masyarakat pelaku ekonomi Indonesia dapat bekerja lebih produktif dan efisien.
Apabila kita melanjutkan pengamatan kasar ini dengan menambahkan observasi etnologis, tak ayal lagi dapat menimbulkan pikiran yang agak menggelikan, misalnya kita membandingkan persentase penduduk China di Taiwan, Hongkong, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Urutan berdasarkan persentasi tertinggi sampai terendah itu dapat menggoda kita untuk mengambil kesimpulan bahwa semakin sedikit jumlah orang China, semakin kurang efisien, kurang maju perekonomian, dan semakin rendah tingkat industrialisasi. Semakin banyak orang China, semakin maju dan modernlah perekonomian.
Pengamatan ini tidak terlalu salah bila kita perhatikan kenyataan kelompok-kelompok etnis lain yang juga unggul dalam perekonomian di Eropa dan di wilayah lain di dunia. Sementara itu, kelompok etnis Melayu di Malaysia” dan pribumi di Indonesia untuk sekian lama masih perlu belajar banyak untuk mengejar ketertinggalannya. Salah satu faktor yang menyebabkan ketertinggalan itu adalah sikap kerja bumiputera dan pribumi yang perlu terus mendapat suntikan semangat dari “ideologi” atau keyakinan yang dianutnya. Hal yang terakhir ini akan kita bahas pada bagian lain perbincangan kita.

Perbedaan Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

Perbedaan Ekonomi Mikro Dan Ekonomi Makro

Sebagaimana juga berlaku dalam bidang ilmu lainnya, teori ekonomi mikro didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu, dianggap valid dan berguna jika sukses dalam menjelaskan dan memperkirakan fenomena yang menjadi perhatian. Mengingat asumsi yang mendasarinya belum tentu realistis sempurna maka ‘teori yang baikpun’ tidak dapat menjelaskan data observasi dengan sempurna, sehingga ketidak-sempurnaan teori merupakan ‘norma’.
Perbedaan mendasar antara ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro
Ilmu ekonomi mikro menganalisis bagian-bagian yang dilakukan oleh unit-unit kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Berbagai aspek yang diulas dalam teori ekonomi mikro telah dipaparkan di bagian sebelumnya. Dalam hal ini pada umumnya pendekatan mikro terkait dengan keputusan-keputusan yang diambil oleh para pelaku ekonomi dengan mengacu pada signal harga pasar. Pemahaman konsep-konsep ekonomi mikro dan aplikasinya dalam ekonomi dan bisnis memungkinkan para pelaku ekonomi untuk membuat keputusan yang optimal.
Sebaliknya ilmu ekonomi makro merupakan analisis atas keseluruhan kegiatan perekonomian yang bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Dalam ekonomi makro, analisis dijaknkan terhadap keseluruhan produsen dan konsumen dalam perekonomian. Teori ekonomi makro menerangkan aspekaspek seperti penentuan tingkat perekonomian negara yang berkaitan dengan sampai di mana suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan jasa.
Tingkat kegiatan perekonomian ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian yang terdiri dari 4 komponen yaitu:
  • pengeluaran rumah tangga (konsumen rumah tangga)
  • pengeluaran pemerintah
  • pengeluaran perusahaan-perusahaan (investasi)
  • ekspor – import
Selain itu, analisis dalam teori ekonomi makro akan memperhatikan pula masalah perubahan harga, perubahan penawaran, pengeluaran agregat serta masalah-masalah yang akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkatnya yang ideal (yaitu kesempatan kerja penuh tanpa inflasi). Sebagai gambaran, dalam teori ekonomi makro dibahas tentang langkah utama pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran dan inflasi yang dibedakan menjadi dua bentuk kebijaksanaan yaitu kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan moneter. Kebijaksanaan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah dalam merubah struktur dan jumlah pajak dan pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi tingkat kegiatan perekonomian. Sedangkan kebijaksaan moneter adalah langkah-langkah pemerintah melalui bank sentral dalam mengatur dan mem-pengaruhi jumlah uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan tujuan untuk mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi. Dalam perekonomian, kedua kebijaksanaan ini digunakan oleh pemerintah untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk mengatasi masalah-masalah pokok ekonomi makro yang selalu timbul seperti halnya masalah pengangguran, masalah kenaikan harga-harga dan masalah penciptaan pertumbuhan ekonomi yang memuaskan.
2. Untuk menjamin agar faktor-faktor produksi digunakan dan dialokasikan keberbagai kegiatan ekonomi secara efisien.
3. Untuk memperbaiki keadaan distribusi pendapatan yang tidak merata, yang selalu tercipta dalam masyarakat yang kegiatan perekonomiannya terutama diatur oleh sistem pasar bebas.